Reaksi Kimia pada
Baterai
Baterai merupakan pembangkitan
listrik secara kimia. Listrik dibangkitkan akibat reaksi kimia antara plat
positip, elektrolit baterai dan plat negatip. Saat baterai dihubungkan dengan
sumber listrik arus searah maka terjadi proses pengisian (charge). Proses
tersebut secara kimia dapat dirumuskan sebagai berikut:
Plat (+) +
Elektrolit + Plat (-) Plat (+) + Elektrolit + Plat (-)
Pb SO4 + 2 H2O
+ PbSO4 PbO2 + 2H2SO4 + Pb
Saat sistem starter berfungsi maka
energi listrik yang tersimpan di baterai akan mengalir ke beban, proses ini
sering disebut proses pengosongan (discharge). Proses pengosongan secara kimia
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Plat (+) +
Elektrolit + Plat (-) Plat (+) + Elektrolit + Plat (-)
Pb SO4 +
2H2SO4 + PbSO4 PbO2 + 2 H2O + Pb
Dari reaksi kimia tersebut terdapat
perbedaan elektrolit baterai saat kapasitas baterai penuh dan kosong, dimana
saat baterai penuh elektroli terdiri dari 2H2SO4, sedangkan saat kosong
elektrolit batarai adalah 2H2O.
Gambar 5. Proses pengisian dan pengosongan baterai
Energi yang tersimpan dalam baterai
harus cukup kuat untuk starter, untuk itu baterai harus terisi penuh. Kapasitas
baterai menunjukkan jumlah listrik yang disimpan baterai yang dapat dilepaskan sebagai
sumber listrik. Kapasitas baterai dipengaruhi oleh ukuran plat, jumlah plat,
jumlah sel dan jumlah elektrolit baterai. Terdapat 3 ukuran yang sering
menunjukkan kapasitas baterai, yaitu:
1) Cranking Current Ampere (CCA)
2) Reserve Capacity
3) Ampere Hour Capacity (AH)
Cranking Current Ampere (CCA)
Kapasitas baterai tergantung pada
bahan plat yang bersinggungan dengan larutan elektrolit, bukan hanya jumlah
plat tetapi besar ukuran (luas permukaan singgung) pada plat yang akan
menentukan kapasitasnya. The Internasional standard memberikan nilai untuk capasitas
baterai dengan SAE Cranking Current atau Cold
Cranking Current (CCA Cold
Cranking Ampere).
Nilai CCA dari suatu baterai adalah
arus (dalam ampere) dari baterai yang diisi penuh sehingga dapat memberikan
arus untuk 30 detik pada 18 derajat Celsius selama itu tetap menjaga tegangan
setiap sel 1.2 volt atau lebih.
Reserve Capacity
Kapasitas layanan adalah banyaknya
waktu dalam menit pada baterai yang diisi penuh dapat memberikan arus sebesar
25 ampere pada 27 derajat Celsius setelah sistim pengisian dilepas. Tegangan tidak
boleh turun dibawah 1.75 volt per sel (10.5 volt total untuk baterai 12 volt).
Gambar 6. Rating Baterai
Ampere Hour Capacity (AH)
Kapasitas baterai adalah banyaknya
arus pada baterai yang diisi penuh dapat menyediakan arus selama 20 jam pada 27
derajat Celsius, tanpa penurunan tegangan tiap sel dibawah 1.75 volt. Sebagai
contoh: Sebuah Baterai yang secara terus menerus mengalirkan 3 ampere untuk 20
jam dinilai memiliki 60 AH. Rumus menentukan kapasitas baterai adalah:
AH = A
(amper) x H (Jam)
JIS mendefinisikan kapasitas baterai
sebagai jumlah listrik yang dilepaskan sampai tegangan pengeluaran akhir
menjadi 10,5 V dalam 5 jam. Sebagai contoh baterai dalam keadaan terisi penuh dikeluarkan
muatannya secara terus menerus 10 A selama 5 jam sampai mencapai tegangan
pengeluaran akhir (10,5 V). Maka kapasitas baterai ialah 50 AH (10 x 5 jam) 1 derajat C
Stiker Spesifikasi Baterai
Baterai otomotif yang baru memiliki
striker yang ditempelkan untuk memberikan informasi tentang spesifikasi baterai
tersebut, salah satu model stiker baterai seperti tampak dibawah ini
Gambar 7. Spesifikasi baterai
Pada stiker di gambar di atas
menunjukkan nomer kode area yaitu N57. Baterai tersebut memiliki 11 plat per
sel dengan nilai 380 Cold Cranking Ampere dan tegangan baterai yang dihasilkan
adalah 12 volt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar